Museum Kata Andrea Hirata, dan Secangkir Kopi di Warung Kupi Kuli

Rekan saya bersama si Kecil menyeberang dari Museum Kata
JURNAL JURAGAN DODOLL: Pada minggu pertama bulan Juni saya berkesempatan ke Pulau Belitung, dan tidak membuang kesempatan kedua kalinya ke Kabupaten Belitung Timur. Sungguh diakui Pulau Belitung khususnya Kabupaten Belitung Timur seakan melesat sektor pariwisatanya setelah film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel tetralogi dengan judul yang sama yang fenomenal itu. 

Memperkaya khazanah objek wisata di Belitung Timur, pada tiga tahun belakangan Andrea Hirata telah mendirikan Museum Kata. sebagai museum sastra pertama dan satu-satunya di Indonesia. Trip kali kedua ini benar-benar saya bisa mampir di Museum Kata Andrea Hirata. Perjalanan tahun lalu saya hanya mampu berkisah tentang gedung SD Muhammadiyah Gantong.


Museum Kata Andrea Hirata, Gantong, Kab. Belitung Timur
Berkunjung ke museum ini pembaca bisa mengenal bagaimana karya sastra menjadi bagian penting bagi kehidupan manusia. Dari museum ini, pengunjung bisa mendapatkan inspirasi untuk lebih mencintai karya sastra, baik yang ada di Indonesia maupun luar negeri

Museum Kata Andrea Hirata terletak di Jalan Raya Laskar Pelangi No.7, Gantong, Kabupaten Belitung Timur. Museum ini didirikan oleh sang penulis novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata. Untuk masuk ke museum yang diresmikan pada Bulan November 2012 ini, pengunjung tidak dikenakan biaya masuk. 

Suasana yang disajikan novel Laskar Pelangi langsung terasa ketika menginjakkan kaki di halaman depan museum. Foto-foto yang dipasang di halaman museum seperti bercerita mengenai perjalanan karya sastra yang menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Belitung ini.

Masuk ke museum dan suasana itu semakin terasa. Di ruang ini, dapat dilihat foto-foto sang penulis dengan kalimat-kalimat inspiratif. Salah satunya adalah yang bertuliskan “Bermimpilah karena Tuhan anak memeluk mimpi-mimpimu”. Selain itu, juga terdapat cuplikan dari novel yang telah diterbitkan dalam berbagai bahasa ini. 

Dokpri Juragan Dodoll
Masuk lebih ke dalam lagi pengunjung akan disambut dengan sebuah ruang yang sangat nyaman, lengkap dengan meja beserta buku-buku yang dibiarkan berserakan di atas meja. Di ruangan ini, juga dipajang foto-foto adegan film Laskar Pelangi. Cover-cover Laskar Pelangi yang diterbitkan di berbagai negara (bahasa) juga menghiasi dinding ruang ini. Perlu pembaca ketahui, novel tetralogi Laskar Pelangi sudah diterjemahkan setidaknya 20 bahasa. Belakangan novel yang sempat memperoleh penghargaan Winner General Fiction New York Book Festival 2013 USA akan mendapat giliran dialihbahasakan ke edisi bahasa Kenya, Ethiopia, Myanmar dan Ukraina.

Yang menarik lagi, ruangan-ruangan yang ada di dalamnya diberi nama tokoh-tokoh yang ada di dalam film Laskar Pelangi.

Ruang utama ini menjadi penghubung ke ruang-ruang yang diberi nama berdasar nama-nama tokoh dalam Laskar Pelangi. Ruang pertama adalah Ruang Ikal. Di ruang ini, pengunjung dapat melihat cuplikan novel yang menggambarkan sosok Ikal. Foto adegan ketika Ikal berpisah dengan Lintang pun menjadi pemandangan yang menarik di ruang ini. Foto ini diambil dari film yang disutradarai Riri Reza itu. 


Warung Kupi Kuli, tempat Anda menikmati Kopi yang Nikmat
Di sebelah Ruang Ikal, terdapat Ruang Lintang. Lintang merupakan sosok cerdas yang dibanggakan teman-temannya. Di ruang ini, pengunjung dapat melihat foto-foto tokoh Lintang yang diambil dari film Laskar Pelangi. Di antaranya adalah foto Lintang dengan sepeda kesayangannya dan foto Lintang saat berboncengan dengan Ikal. 

Selain itu, terdapat satu ruang lain yang letaknya agak terpisah dengan Ruang Lintas dan Ruang Ikal. Ruang tersebut adalah Ruang Mahar. Mahar dikenal sebagai sosok nyentrik yang menyukai berbagai bentuk kesenian. Di ruang ini, pengunjung dapat melihat foto-foto seniman yang menjadi inspirasi Mahar, salah satunya adalah Rhoma Irama. 


Secangkir Kopi di Warkop Kupi Kuli (Dokpri)
Setelah melampaui ruang Mahar, pengunjung akan sampai ke Ruang Dapur. Di ruang ini, pengunjung akan melihat sebuah dapur yang diubah menjadi warung kopi. Warkop Kupi Kuli, begitulah papan yang ditempel pada dinding di ruang ini. Di sini, pengunjung dapat memesan kopi di warkop kupi kuli, yaitu kopi khas Belitung Timur mau yang bercita rasa original atau diseduh campur susu sebagai teman bersantai atau berbincang-bincang menikmati suasana museum. 

Istilah atau nama "kupi kuli" nanti akan pembaca jumpai pula di novel teranyar Andrea Hirata, "Ayah". Katanya, dari secangkir kopi akan terlahir berjuta inspirasi yang dapat dituangkan dalam novel. Dinamakan kupi kuli mungkin karena diseduh di atas kuali yang berbahan bakar kayu.

Rasanya tidak lengkap jika berkunjung ke museum Kata Andrea Hirata tidak menikmati secangkir kupi kuli.

4 Responses to "Museum Kata Andrea Hirata, dan Secangkir Kopi di Warung Kupi Kuli"

  1. Ih saya belum pernah ke Belitung. Pengin banget bisa kesana. Lagi nunggu2 road show launchingnya buku baru Andrea Hirata nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Novel terakhir ini topiknya cerita tentang perjalanan tokoh sentral Sabari, tentang cinta bertepuk sebelah tangan kepada Marlena. Silahkan ke Beltim, siapa tahu di Museum Kata Andrea masih tersedia

      Delete
  2. Aku pengen ke Belitung.... soalnya aku penyuka novel Laskar Pelangi.
    Pengen banget bisa melihat sendiri spt apa kampung Andrea Hirata

    BTW aku skrg jadi irban, Mas. :)

    ReplyDelete

Juragan Dodoll Belajar Menulis yang Enak, Tidak Seenaknya Menulis. Juragan Dodoll menerima kritikan, saran dan komentar yang membangun. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, sebaiknya komentar yang dituliskan senantiasa berhubungan dengan isi (konten) tulisan. Mohon Maaf jika komentar Anda tidak segera muncul, karena harus melalui moderasi. Terima kasih, Anda sudah berkunjung di blog Juragan Dodoll. Salam